Sunday, November 2, 2014

BIOGRAFI MARDI LESTARI

BIOGRAFI MARDI LESTARI

Afdiharto Mardi Lestari adalah seorang pelari Indonesia spesialis 100 meter kelahiran Binjai, Sumatera Utara, 19 Januari 1967. Mardi pada masa jayanya dikenal sebagai manusia tercepat se Asia. Atlet bertinggi 166 cm dan berat 63 kg ini pada masa jayanya merupakan pemegang rekor nasional dengan catatan waktu 10,20 detik. Rekor ini menumbangkan rekor sebelumnya 10,29 detik atas nama Purnomo Yudhi dan mampu bertahan 20 tahun sebelum dipecahkan oleh Suryo Agung Wibowo pada tahun 2009 dengan catatan 10,17 detik. Rekor pribadi Mardi Lestari untuk nomer Lari 200m adalah 21,47 detik.
Pada Olimpiade Seoul 1988 di lintasan atletik Stadion Olimpiade Seoul, Korea Selatan Mardi Lestari adalah satu-satunya wakil benua Asia yang masih bertahan dari 16 pelari yang masuk semifinal lomba 100 meter atletik olimpiade. Dengan waktu 10,32 detik yang dicatat saat babak kedua seri keenam dia masuk babak semifinal bersama dengan Carl Lewis (AS), Ben Johnson (Canada), Linford Christie (Inggris). 
Sebelumnya pada babak pertama, Mardi berhasil masuk tiga besar seri ke tiga dengan catatan waktu 10,40 detik. Di depan Mardi ada pelari pemegang rekor dunia waktu itu, Calvin Smith (AS) dengan waktu 10,28 detik dan berselisih 0,01 detik dengan sprinter Attila Kovacs dari Italia yang menyentuh finish dalam 10,39 detik. Sebelum Mardi Lestari, pelari Indonesia yang juga pernah menembus semifinal Olimpiade adalah sprinter Purnomo Mohammad Yudhi yang dicapai pada Olimpiade Los Angeles 1984. 
Sesudah prestasi 1988 Mardi ini, tidak seorang pelari Indonesia pun mampu lolos ke semifinal kejuaraan tingkat dunia, termasuk pada kejuaraan dunia atletik. Mardi mencatat prestasi fenomenal lain: merebut medali emas 100 dan 200 meter SEA Games, pekan olahraga kawasan Asia Tenggara yaitu Sea Games tahun 1989 yang berlangsung di Kuala Lumpur. Dia mencatat waktu 10,41 detik (100 meter) dan 21,00 detik (200 meter). Mardi juga mencetak hattrick pada 100 meter karena dia menjuarai juga nomor itu ketika SEA Games berlangsung di Manila 1991 dan di Singapura 1993. Tahun 1987 Mardi merebut medali perak nomor ini, kalah dari Suchart Jaisuraparp dari Thailand. 
Dari pentas PON XII di Jakarta, dari lintasan atletik Stadion Madya Senayan dia membuat sensasi. Hari itu 20 Oktober 1989, dia memecahkan tiga rekor sekaligus yaitu rekor PON, nasional, dan Asia pada nomor paling bergengsi 100 meter.
Mardi Lestari mengukir waktu 10,20 detik pada jarak 100 meter. Catatan waktu ini lebih cepat 0,08 detik dari rekor Asia sebelumnya yang dipegang oleh Li Tao dari Cina. Catatan waktu ini juga 0,12 detik dari rekor nasional lama ini yang diukir Mardi Lestari sendiri.
Untuk tingkat nasional catatan Mardi segudang. Selain rekor nasional yang sedikitnya lima kali dipecahkannya (untuk 100 dan 200 meter) Mardi juga meraih gelar juara nasional. Pekan olahraga empat tahunan, PON, juga dua kali dikuasainya. Pada PON XII tahun 1989 dia merebut dua medali emas, juga dari nomor spesialisasinya 100 dan 200 meter. Ini diulanginya empat tahun kemudian pada PON XIII tahun 1993. Prestasinya yang dicatat dengan tinta emas ini mengantarnya menjadi Olahragawan Terbaik tahun 1988 dan 1989 pilihan para wartawan olahraga yang tergabung dalam Siwo/PWI.

BIOGRAFI DOUWES DEKKER

BIOGRAFI DOUWES DEKKER

Ernest François Eugène Douwes Dekker dikenal dengan nama Douwes Dekker atau Danudirja Setiabudi lahir tanggal 8 Oktober 1879 di Pasuruan, Jawa Timur. Beliau adalah tokoh politik dan patriot Indonesia, pembangkit semangat kebangsaan Indonesia, penentang penjajahan yang gigih, wartawan dan sastrawan. Di tubuhnya mengalir darah Belanda, Prancis, Jerman, dan Jawa, tapi semangat kebangsaan Douwes Dekker lebih membara dibanding penduduk bumiputra. Douwes Dekker adalah kemenakan dari Eduard Douwes Dekker alias Multatuli, penulis buku Max Havelaar yang terkenal.
            Selepas sekolah di HBS tahun 1897, Ernest bekerja sebagai pengawas di sebuah perusahaan perkebunan Belanda di kaki Gunung Semeru, lalu pindah ke pabrik gula di Pasuruan. Douwes Dekker atau DD juga sempat bersekolah di Swis dengan mendaftarkan dirinya sebagai orang Indonesia dan suku Jawa. Bekal pendidikannya ini membuatnya pernah menjalani profesi sebagai guru kimia.
Saat ibunda beliau meninggal ditahun 1899, ia sangat sedih. Beliau kemudian bertualang ke luar negeri dan terlibat dalam Perang Boer di Afrika Selatan, membantu perjuangan mengusir Inggris. Setelah itu, beliau sempat dipenjarakan oleh Inggris di SriLanka. Pada tahun 1903, ia kembali ke Jawa dan memilih bekerja sebagai wartawan. Ia sempat bekerja di surat kabar De Locomotief IaIu Surabajaas Handeisbiad. Beliau menjadikan surat gerakan anti penjajahan melalul tulisan-tulisan keras menentang Belanda. Beliau merekrut banyak pemuda, antara lain Soeryopranoto, Cokrodirdjo, Cipto, dan Gunawan Mangoenkoesoemo.
Akibatnya, beliau tidak lama bertahan. la pun bekerja di Bataviaas Nieusblad. Hanya sebentar saja, beliau kembali keluar dan membuat surat kabar sendiri. Awalnya majalah bulanan HetTijdshrift, lalu koran De Express yang radikal. Orang-orang menyebutnya “Neo-Multatulian’. Langkah Ernest selanjutnya adalah mendirikan Indische Partij (IP) pada tanggal 25 Desember 1912 di Bandung bersama dua sahabatnya, Cipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat. IP adalah partai politik pertama di Hindia yang menyerukan ‘Hindia untuk orang Hindia’ Pernyataan Hindia untuk orang Hindia mampu membangkitkan semangat nasionalisme rakyat.
Menjelang peringatan 100 tahun kemerdekaan Belanda dan Perancis pada November 1903, para tokoh IP, yaitu Ernest Douwes Dekker,Suwardi Suryaningrat, dan CiptoMangunkusumo membentuk Komite Bumiputera dan melakukan kritik atas rencana perayaannya di Indonesia. IP menganggap rencana peringatan itu sebagai penghinaan bagi bangsa Indonesia yang masih terjajah. Tiga Serangkai ini kemudian dibuang ke Belanda. Pada tahun itu juga IP dibubarkan oleh Gubernur Jenderal Belanda. Sekembalinya ke Jawa pada tahun 1918, Tiga Serangkai kembali berusaha terjun ke politik dengan bergabung di Insulinde. Namun, karena organisasi ini dianggap terlalu cutis, mereka pun mendirikan NIP (National Indische Partij). Organisasi ini segera dibubarkan penguasa kolonial. Ernest sendiri juga melanjutkan perjuangan melalui jalur pendidikan dengan mendirikan Ksatria Institut yang menanamkan nilai kebangsaan.
Menjelang meletusnya Perang Pasifik di awal tahun 1940-an, Belanda menangkap para tokoh pergerakan Indonesia. Ernest termasuk yang ditangkap dan ditahan di Ngawi. Saat Jepang mendarat di Jawa, beliau dibuang ke Suriname. Pada tahun 21 Januari 1947, beliau berhasil kembali ke Indonesia. la Iangsung bertemu dengan Bung Karno. Bung Karno yang mengakui Ernest Douwes Dekker sebagai gurunya, kemudian memberi nama Danudirja Setiabudi kepada beliau. Danudirja berarti banteng yang kuat, sementara Setiabudi berarti jiwa kuat yang setia. Dengan berganti nama menjadi Danudirja, beliau pun masih tetap dapat dipanggil dengan inisial DD yang telah lekat dengan dirinya.
Danudirja Setiabudi kemudian masuk ke dalam Kabinet Syahrir. la juga pernah menjadi penasihat presiden dan anggota delegasi Indonesia saat melakukan perundingan dengan Belanda. Pada saat Agresi Militer II Belanda, hampir semua pemimpin Republik ditangkap, termasuk DD. Namun karena usia yang sudah lanjut,DD pun dibebaskan. Pada tahun 1949,DD kembali menempati rumahnya di Bandung. Pada 28 Agustus 1950,Ernest Douwes Dekker atau Danudirja Setiabudi mengembuskan napas yang terakhir, dan Pemerintah RI menganugerahinya Gelar Pahlawan Naional Indonesia.

BIOGRAFI GUS DUR

BIOGRAFI ABDURRAHMAN WAHID

Kyai Haji Abdurrahman Wahid atau yang akrab dipanggil Gus Dur lahir di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 7 September 1940. Ia lahir dengan nama Abdurrahman Adakhil yang berarti sang penakluk. Karena kata “Adakhil” tidak cukup dikenal, maka diganti dengan nama “Wahid” yang kemudian lebih dikenal dengan Gus Dur. Gus adalah panggilan kehormatan khas Pesantren kepada seorang anak kiai yang berarti “abang atau mas”.
Gus Dur adalah putra pertama dari enam bersaudara. Wahid lahir dalam keluarga yang sangat terhormat dalam komunitas Muslim Jawa Timur. Kakek dari ayahnya adalah K.H. Hasyim Asyari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU), sementara kakek dari pihak ibu, K.H. Bisri Syansuri, adalah pengajar pesantren pertama yang mengajarkan kelas pada perempuan. Ayah Gus Dur, K.H. Wahid Hasyim, terlibat dalam Gerakan Nasionalis dan menjadi Menteri Agama tahun 1949. Ibunya, Ny. Hj. Sholehah, adalah putri pendiri Pondok Pesantren Denanyar Jombang. Ia menikah dengan Sinta Nuriyah dan dikaruniai empat putri: Alisa, Yenny, Anita, dan Inayah.
Pada tahun 1944 Abdurrahman Wahid pindah ke Jakarta, karena pada saat itu ayahnya terpilih menjadi ketua pertama Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia. Setelah deklarasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, Gus Dur kembali ke Jombang selama perang mempertahankan kedaulatan Indonesia melawan Belanda. Ia kembali ke Jakarta pada akhir perang tahun 1949 karena ayahnya ditunjuk sebagai Menteri Agama.
Gus Dur menempuh ilmu di Jakarta dengan masuk ke SD Kris sebelum pindah ke SD Matraman Perwari. Pada tahun 1953 di bulan April ayah Gus Dur meninggal dunia akibat kecelakaan mobil. Pada tahun 1954 pendidikannya berlanjut dengan masuk ke sekolah menengah pertama, yang pada saat itu ia tidak naik kelas. Lalu ibunya mengirimnya ke Yogyakarta untuk meneruskan pendidikan.
Setelah lulus dari SMP pada tahun 1957, Gus Dur memulai pendidikan muslim di sebuah Pesantren Tegalrejo di Kota Magelang. Pada tahun 1959 ia pindah ke Pesantren Tambakberas di Kota Jombang. Sementara melanjutkan pendidikanya, ia juga sebagai seorang guru yang nantinya sebagai kepala sekolah madrasah dan bekerja sebagai jurnalis Majalah Horizon dan Majalah Budaya Jaya.  
Pada tahun 1963, beliau melanjutkan pendidikannya di  Universitas Al-Azhar di Kairo, Mesir, namun ia harus mengulang pendidikannnya di Universitas Baghdad, Irak. Dan pada tahun 1970 ia menyelesaikan pendidikannya. Akhirnya ia pergi ke Jerman dan Perancis sebelum kembali lagi ke Indonesia pada tahun 1971.
Di Jakarta, beliau pun bergabung ke Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES). Organisasi ini terdiri dari kaum intelektual  muslim progresif dan sosial demokrat. Gus Dur sangat aktif mengembangkan pesantrennya dan ia meneruskan kariernya sebagai seorang jurnalis. Kariernya pun meraih kesuksesan.
Pada tahun 1974 ia menjabat sebagai Sekretaris Umum Pesantren Tebu Ireng hingga tahun 1980. Pada tahun 1980 ia menjabat sebagai seorang Katib Awwal PBNU hingga pada tahun 1984. Pada tahun 1984 ia naik pangkat sebagai Ketua Dewan Tanfidz PBNU. Tahun 1987 Gus Dur menjabat sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia. Pada tahun 1989 kariernya pun meningkat dengan menjadi seorang anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat RI. Dan hingga akhirnya tokoh Muslim Indonesia dan pemimpin politik ini menggantikan BJ Habibie sebagai Presiden RI setelah dipilih MPR hasil Pemilu 1999. Dia menjabat Presiden RI dari 20 Oktober 1999 hingga Sidang Istimewa MPR 2001. Tepat 23 Juli 2001, kepemimpinanya digantikan oleh Megawati Soekarno Putri.
Setelah mandatnya dicabut oleh MPR, Abdurrahman Wahid adalah mantan ketua Tanfidziyah (badan eksekutif) Nahdlatul Ulama dan pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Gus Dur wafat pada hari Rabu, 30 Desember 2009 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta pada pukul 18.45 WIB di usia 69 tahun. Beliau dimakamkan secara kenegaraan yang dipimpin langsung oleh Presiden RI di kompleks Pondok Pesantren Tebuireng pada tanggal 31 Desember 2009.


BIOGRAFI AGNEZ MO

BIOGRAFI AGNEZ MO

Agnes Monica Muljoto atau yang biasa disapa Agnez Mo lahir di Jakarta pada tanggal 1 Juli 1986 dari pasangan Ricky Suprapto dan Jenny Siswono. Dia memiliki kakak laki-laki yang bernama Steve Muljoto yang kemudian menjadi managernya. Agnes menyelesaikan pendidikan dasarnya di SD Tarakanita Jakarta, kemudian melanjutkan studinya ke SMP Pelita Harapan. Dia juga disibukkan dengan  kursus menyanyi, piano, dan Bahasa Inggris, namun ia termasuk murid yang berprestasi di bidang akademik dan sering menerima beasiswa. Lulus dari SMP, Agnes bersekolah di SMA Pelita Harapan. Agnes sangat peduli dengan pendidikan. Terbukti, setelah lulus SMA, di tengah kesibukannya Agnes mengambil pendidikan Hukum di Universitas Pelita Harapan (UPH).  Agnes memutuskan untuk mundur dalam perkuliahannya di UPH dengan IPK terakhir 3,67. Tetapi tak lama setelahnya, Agnes mengambil program Distance Education di Oregon States University (USO) jurusan Political Science. 
Di awal karirnya yang masih berusia enam tahun, Agnes dikenal sebagai artis cilik yang memiliki tiga album, yaitu "Si Meong" (1992), "Yess!" (1995) dan "Bala Bala" (1996). Album kedua "Yess!" meraih penghargaan sebagai "Album Anak-Anak Terbaik" pada tahun 1999. Agnes juga sebagai presenter acara anak-anak, yaitu: Tralala-Trilili, VAN (Video Anak Anteve, dan Diva Romeo. Ketiga acara itu dipandu oleh Agnes dan dia  mendapat penghargaan sebagai Pembawa Acara Anak-Anak Terfavorit di ajang "Panasonic Awards" selama dua tahun berturut-turut (1999-2000). 
Di tahun 1999, Agnes Monica terjun ke dunia seni peran dengan membintangi sinetron "Lupus Millenia". Agnes juga menjadi pemeran utama sinetron "Pernikahan Dini" (2000) bersama Syahrul Gunawan. Perannya di sinetron itu membuatnya menang sebagai Aktris Terfavorit di "Panasonic Awards 2001" dan "Panasonic Awards 2002" serta penghargaan Aktris Ngetop di "SCTV Awards 2002". Agnes juga menyabet beberapa penghargaan "Panasonic Awards" dan "SCTV Awards" sebagai buah dari kerja kerasnya berakting di sinetron "Cewekku Jutek" bersama Roger Danuarta, "Bunga Perawan" dan "Cantik" yang dilakoninya sepanjang tahun 2003. Tahun 2005, Agnes membintangi sejumlah judul sinetron seperti "Ku Tlah Jatuh Cinta", "Pink", dan "Kawin Muda". Dia juga sempat berakting di serial Taiwan, "The Hospital" (bersama Jerry Yan) dan "Romance In The White House" (bersama Peter Ho). 
Menginjak remaja, Agnes aktif merilis album. Mulai dari "And the Story Goes" (2003), "Whaddup A'..?!" (2005), "Nez " (2008), "Sacredly Agnezious" (2009), dan "Agnes Is My Name" (2011). Tanggal 21 November 2010, Agnes mendapat kehormatan sebagai salah satu pembawa acara "American Music Awards 2010" yang diselenggarakan di Nokia Theatre, Los Angeles, Amerika Serikat dan berkesempatan berduet bersama Christian Chavez. 
Memasuki tahun 2011, Agnes semakin fokus dengan karir internasionalnya. Ia dikontrak produser berkualitas asal Amerika, Greg Ogan. Dan ia juga didaulat menjadi teman duet penyanyi Amerika, Timbaland. Agnes menjadi salah satu nominator di ajang bergengsi MTV Europe Awards 2011 dalam kategori World Wide Act Asia Pacific Nominees. September 2011, Agnes diundang Michael Bolton sebagai pasangan duetnya dalam lagu "Said I Loved You... But I Lied", dan dirilis di seluruh kawasan Asia. Di bulan yang sama ia merilis video klip untuk lagunya yang berjudul Rindu.
Pencapaian cemerlang Agnes berlanjut di tahun 2012. Akhir Februari 2012, agnes memenangkan dua kategori dalam ajang Shorty Awards 2012 yaitu The Shorty Vox Populi Award dan Best Actress. Ia juga menjadi nominator kategori Favorite Asian Act pada ajang Nickelodeon Kids Choice Awards 2012, namun ia kalah dari Charice, penyanyi asal Filiphina.  Pada 30 November Agnes didapuk sebagai Best Asian Artist pada ajang penghargaan musik terbesar di Asia yaitu Mnet Asian Music Awards (MAMA) 2012. Ia juga merilis singlenya "Muda" di bulan yang sama. 
2013 dibuka Agnes dengan kegiatan di luar negeri. Ia menghadiri Shorty Awards sebagai finalis pada 8 April. Agnes juga hadir di premiere "Oblivion" bersama para tamu undangan termasuk Tom Cruise, Morgan Freeman, dan Olga Kurylenko. Sekembalinya ke Tanah Air, Agnes meluncurkan merk parfumnya Agnes REVE EDP pada 1 Juni 2013. Ia juga mengumumkan perilisan album "Agnez Mo" versi digital di saat yang sama. Pada 1 Agustus, album yang terdiri dari 10 lagu berbahasa Inggris tersebut dirilis dalam bentuk CD. September 2013 Agnes meluncurkan album internasionalnya kembali. Album yang diberi judul "Coke Bottle" tersebut berhasil menarik perhatian fans Agnes di seluruh dunia. Hal itu terbukti dari antusiasme fans di Twitter, #AgnezMoCokeBottle jadi trending topic dunia. Album ini berhasil menempati posisi puncak di Top 50 Trending Jams of the Month di situs Daily New Jams. Ia berhasil mengalahkan penyanyi kelas dunia lainnya seperti Shakira, Chris Brown, dan Eminem.