BIOGRAFI MARDI LESTARI
Afdiharto
Mardi Lestari adalah seorang pelari Indonesia spesialis 100
meter kelahiran
Binjai, Sumatera Utara, 19 Januari 1967. Mardi pada masa jayanya dikenal sebagai manusia tercepat se
Asia. Atlet bertinggi 166 cm dan berat 63 kg ini pada masa jayanya
merupakan pemegang rekor nasional dengan catatan waktu 10,20 detik. Rekor ini
menumbangkan rekor sebelumnya 10,29 detik atas nama Purnomo Yudhi dan mampu bertahan 20 tahun sebelum
dipecahkan oleh Suryo Agung Wibowo pada tahun 2009
dengan catatan 10,17 detik. Rekor pribadi Mardi Lestari untuk nomer Lari 200m
adalah 21,47 detik.
Pada Olimpiade Seoul 1988 di
lintasan atletik Stadion Olimpiade Seoul, Korea Selatan Mardi Lestari adalah
satu-satunya wakil benua Asia yang masih bertahan dari 16 pelari yang masuk
semifinal lomba 100 meter atletik olimpiade. Dengan waktu 10,32 detik yang
dicatat saat babak kedua seri keenam dia masuk babak semifinal bersama dengan
Carl Lewis (AS), Ben Johnson (Canada), Linford Christie (Inggris).
Sebelumnya pada babak
pertama, Mardi berhasil masuk tiga besar seri ke tiga dengan catatan waktu
10,40 detik. Di depan Mardi ada pelari pemegang rekor dunia waktu itu, Calvin
Smith (AS) dengan waktu 10,28 detik dan berselisih 0,01 detik dengan sprinter
Attila Kovacs dari Italia yang menyentuh finish dalam 10,39 detik. Sebelum
Mardi Lestari, pelari Indonesia yang juga pernah menembus semifinal Olimpiade
adalah sprinter Purnomo Mohammad Yudhi yang dicapai pada Olimpiade Los Angeles
1984.
Sesudah prestasi 1988 Mardi
ini, tidak seorang pelari Indonesia pun mampu lolos ke semifinal kejuaraan
tingkat dunia, termasuk pada kejuaraan dunia atletik. Mardi mencatat prestasi
fenomenal lain: merebut medali emas 100 dan 200 meter SEA Games, pekan olahraga
kawasan Asia Tenggara yaitu Sea Games tahun 1989 yang berlangsung di Kuala
Lumpur. Dia mencatat waktu 10,41 detik (100 meter) dan 21,00 detik (200 meter).
Mardi juga mencetak hattrick pada 100 meter karena dia menjuarai juga nomor itu
ketika SEA Games berlangsung di Manila 1991 dan di Singapura 1993. Tahun 1987
Mardi merebut medali perak nomor ini, kalah dari Suchart Jaisuraparp dari
Thailand.
Dari pentas PON XII di
Jakarta, dari lintasan atletik Stadion Madya Senayan dia membuat sensasi. Hari
itu 20 Oktober 1989, dia memecahkan tiga rekor sekaligus yaitu rekor PON,
nasional, dan Asia pada nomor paling bergengsi 100 meter.
Mardi Lestari mengukir waktu 10,20 detik pada jarak 100 meter. Catatan waktu ini lebih cepat 0,08 detik dari rekor Asia sebelumnya yang dipegang oleh Li Tao dari Cina. Catatan waktu ini juga 0,12 detik dari rekor nasional lama ini yang diukir Mardi Lestari sendiri.
Mardi Lestari mengukir waktu 10,20 detik pada jarak 100 meter. Catatan waktu ini lebih cepat 0,08 detik dari rekor Asia sebelumnya yang dipegang oleh Li Tao dari Cina. Catatan waktu ini juga 0,12 detik dari rekor nasional lama ini yang diukir Mardi Lestari sendiri.
Untuk tingkat nasional catatan
Mardi segudang. Selain rekor nasional yang sedikitnya lima kali dipecahkannya
(untuk 100 dan 200 meter) Mardi juga meraih gelar juara nasional. Pekan
olahraga empat tahunan, PON, juga dua kali dikuasainya. Pada PON XII tahun 1989
dia merebut dua medali emas, juga dari nomor spesialisasinya 100 dan 200 meter.
Ini diulanginya empat tahun kemudian pada PON XIII tahun 1993. Prestasinya yang
dicatat dengan tinta emas ini mengantarnya menjadi Olahragawan Terbaik tahun
1988 dan 1989 pilihan para wartawan olahraga yang tergabung dalam Siwo/PWI.